Cari Blog Ini

Selasa, 20 Juli 2021

Start from Yourself!

 "Kalo kamu takut ngecewain seseorang, berhentilah membuatnya kecewa."

Dulu waktu masih jahiliyyah, aku masih inget ngejar cewek sampe setiap kali dia pulang, aku gambar dia di papan tulis sambil nulis "I love you" atau semacam kata-kata yang mana tujuanku adalah membuktikan bahwa aku cinta dia dan tidak ingin membuatnya kecewa. Apakah berhasil?


Harusnya berhasil dong, wong tinggal minta bukti kalo anak matematika bilang mah.


Ternyata nggak cuy! Malah tambah marah dan kecewa. Kok bisa? Padahal kan kalo kita bikin aksioma, teorema, lema, dan segala teorinya matematika pastinya dapet kesimpulan kalo kita ngomong jujur?


Cewek nggak mau digituin ternyata.


Dulu juga pernah ketika jatuh cinta sama seorang cewek sampe aku bilang, "dunia akhiratku ingin bersama jelitamu." Ngomongnya ini sama seseorang yang nggak pernah pacaran. Harusnya bisa loh, karena secara bukti memang si cewek cantik banget. Bahkan dia itu suka makan ikan. Itu burung pelikan, nak wkwk apa hubungannya...


Ternyata dia langsung bilang, "terima kasih udah suka sama aku, tapi mohon maaf ya aku udah suka sama orang lain".


Padahal dijanjiin dunia akhirat loh.


Sama kok, cewek nggak mau digituin.


Aku juga pernah ketika janji sama temen buat belajar kelompok. Kebetulan saat itu aku masih in-game (karena ekspektasinya cuman 30 menit aja udah selesai). Dia sempet telpon aku berkali-kali tapi aku sudah bilang untuk masuk saja tanpa perlu ragu dan malu.


Sama kok, dia juga nggak mau digituin.


Padahal aku tidak ingin membuat mereka kecewa.

Cerita pertama aku ingin jadi laki-laki yang setia dan perfect, lebih dari yang lain. Kita udah nawarin jadi pacar terbaik, pacar idaman, pokoknya udah kek sales deh. Tapi kok nggak mau? Padahal cuman dikasih kata-kata.

Cerita kedua aku juga ingin mencoba serius mencintai dia. Padahal dia juga tau posisiku saat itu pengurus rohis. Niatnya juga ingin jalan lebih jauh lagi. Tapi kok nggak mau? Dan alasannya suka sama orang lain.

Cerita ketiga aku ingin menepati janji, tapi ada unexpected incident (game gak selesai sesuai target). Aku minta dia masuk dulu untuk nunggu beberapa menit aja sambil ngobrol. Tapi kok nggak mau? Padahal abis game juga langsung belajar.


Start from yourself!


Hubungan dari kata-kata tadi sama ceritaku apa? Gak nyambung ya? Wkwk nyambung kok. Kita pasti berusaha untuk tidak ingin membuat kecewa orang dengan kata-kata. Kadang tidak perlu kata-kata, bahkan kelakuan kita mengisyaratkan untuk tidak ingin membuat orang lain kecewa. Tetapi buktinya apa? Satu orang nggak mau dijanjiin. Satu orang nggak mau dirayu. Satu orang nggak mau disuruh masuk tanpa ketemu sama tuan rumah. Mereka kecewa, padahal kita tidak berniat untuk mengecewakan mereka.


Berhentilah mengecewakan jika kamu tidak ingin orang lain kecewa.


Jika kita sudah bertindak saja bisa membuat orang lain kecewa, apalagi kalo kita cuman ngomong "aku takut mengecewakan orang lain". Justru jika kita emang nggak mau bikin orang lain kecewa, ya kita berhenti untuk mengecewakan mereka. Entah bagaimanapun caranya, kita akan tergerak untuk tidak mengecewakan orang lain dan berusaha semaksimal mungkin. Kita takkan bisa mengontrol rasa kecewa orang lain, tetapi kita dapat mengontrol diri kita agar tidak membuat orang lain kecewa.


Orang tidak butuh kata "takut kecewa". Orang-orang butuh kamu bertindak agar mereka tidak kecewa. Jika kamu takut bikin orang lain kecewa, pilihannya ada dua: nggak perlu ngelakuin apa-apa, atau nggak perlu hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bingung?