Cari Blog Ini

Kamis, 27 Desember 2018

Menulis?

Menulis, bagiku merupakan tempat terindah untuk mencurahkan segala keluh kesahku selama ini. Tidak peduli apakah tulisanku ini akan mampu mengubah segala hati yang telah membatu.
Menulis, bagiku merupakan sebuah substansi yang tak mampu lepas dari segala ide-ide liar di dalam benakku. Mencoba terus menikmati ide-ide yang lahir tak biasa sampai tak terduga.
Menulis, dengan segala guratan dan coretan, menghapus segala macam kebencian dan kekesalanku terhadap dunia fana ini. Mencoba mengukir cerita-cerita yang mampu menjadi sebuah legenda tak terlepas dari waktu yang terus bergulir.

Pada akhirnya, Allah yang akan menentukan tulisan abadi dalam Lauh Mahfudz. Segala hati yang membatu akan segera mengeras atau melapuk. Segala ide yang keluar akan segera terwujud atau menyimpan sebuah konsep. Segala cerita-cerita ini akan menjadi sebuah cara kecil untuk mewarnai ufuk-ufuk kegelapan dan kesuraman.

Menulis bukan untuk membenci. Menulis hanyalah sarana kecil untuk berubah menjadi lebih baik. Biarkanlah semesta terus membaca dan melantukan tulisanmu, dan Allah akan selalu mendengar segala jeritan hatimu.

#SupportInitiator
#UnifyingUniverse


=====
Jangan lupa add akunku yang lainnya ya =)
FB: facebook.com/ridhospasop
Fanpage: facebook.com/ridhopasopati
Twitter: twitter.com/ridhos_pasop
Ask.fm: ask.fm/ridhos_pasop
Instagram: instagram.com/ridhos_pasop
Line: @ridhos_pasop
OA: @yjs6997c

Blog: ridhospasop.blogspot.com
Project: rhotchiproduction.blogspot.com

Senin, 24 Desember 2018

Jutaan Asa Mewarnai Semesta

"Ribuan mimpimu akan kuwujudkan dengan ribuan caraku menghasilkan jutaan cahaya yang menghias angkasa." - Amri

Cerita ini diatur pada tahun 2029 di negara Kagan, negara dengan sumber daya yang melimpah namun kalah dalam teknologi untuk mengelola negaranya. Dua bersaudara kembar, Amir dan Amri, adalah salah dua dari mahasiswa yang beruntung menuntaskan pendidikan awal (setara sarjana) di universitas dengan cepat. Mereka berdua sangat mirip. Namun, keduanya dibedakan oleh idealisme. Amir adalah seorang jenius yang ingin menciptakan teknologi otomatis dan riset sehingga ia memilih untuk mengambil kuliah lanjutan (setara magister). Berbeda dengan Amir, Amri adalah seorang jenius yang memiliki kecakapan tinggi dengan teknologi sehingga dia memilih untuk bekerja pada perusahaan di bidang produksi teknologi. Meskipun mereka berdua memiliki ketertarikan pada teknologi, mereka memiliki satu tujuan yang sama: membangun negara Kagan menjadi negara paling maju.

Cerita ini dimulai dari obrolan Amri kepada Amir, "untuk apa kamu menggantungkan mimpi di angkasa jika kamu tidak memiliki angkasa?" Hubungan saudara antarkeduanya pun lenyap. Amir memilih untuk mencari cara agar semua mimpinya dapat terwujud, sedangkan Amri memilih untuk mencari mimpi agar semua caranya terwujud. Di masa perkuliahan lanjutnya, Amir bertemu dengan calon pemimpin, calon penulis, calon teknisi, calon riset, dan bahkan dia bertemu dengan sahabat karibnya yang memiliki ketertarikan yang sama, Krudgar. Sedangkan Amri bertemu dengan rekan kerjanya yang mulai tidak menyukai kerja di perusahaan yang ia tempati. Semuanya berubah ketika Amri mengetahui bahwa Amir telah menjadi bintang di langit. Dia pun menemukan buku catatan peninggalan Amir.

Apakah Amir pergi karena usia? Keputusan apa yang dilakukan Amri setelahnya?

Bismillah semoga novel ini bisa terwujud. Dukungan dan doa dari teman-teman semuanya dapat mempermudah pembuatan novel ini. Beberapa preview akan ditulis pada blog saya, yaitu ridhopasopati.wordpress.com atau ridhospasop.blogspot.com

Semoga novel saya menginspirasi teman-teman semuanya. #UnifyingUniverse
#SupportInitiator

Note: masih dibutuhkan orang yang bisa bikin cover novel.

Sabtu, 15 Desember 2018

Love-Hate Relationship

Jika Allah dapat mengambil sesuatu yang kamu yakini tidak akan pernah hilang, maka Allah juga dapat memberikanmu sesuatu yang kamu yakini tidak pernah dapat. - Kamu

Allah selalu memberikan sebuah peringatan kepada hamba-Nya dengan cara yang unik. Mungkin saja kita meleleh ketika mendengar seseorang membaca Al-Quran. Mungkin saja kita meleleh ketika seseorang berbuat baik kepada kita. Bahkan mungkin saja seperti aku, dibalikkan hatinya pada seseorang yang dulu aku sangat benci.

Cerita ini memang berdasarkan fakta dan diambil dengan sudut pandang penulis (atau saya sendiri) dan tidak akan dijelaskan secara detil dari nama orang yang terlibat sampai kegiatan detil yang kami lakukan. Misalkan orang yang bersangkutan merasa tersinggung, saya mohon maaf.

Dulu aku membenci seseorang. Apakah dia seorang muslim? Ya. Apakah seorang muslim yang taat? Mungkin, meskipun aku pernah melihat beberapa kali dia pernah keluar ketika adzan terdengar. Apakah dia seorang yang pandai? Ya. Apakah dia seorang yang rupawan? Sedikit. Namun, beberapa orang berkata bahwa dia memang rupawan. Apakah dia seorang yang baik? Benar. Bahkan teman dekatnya dan beberapa orang yang selalu bekerja sama dengannya mengatakan demikian. Oke apakah aku membencinya karena kesempurnaannya? Bukan! Justru aku senang dengan semua kesempurnaannya. Orang dengan kekurangan sebesar alam semesta saja masih aku terima, apalagi dengan orang yang sesempurna ini.

Namun, ada satu hal yang paling aku benci darinya. Hal tersebut adalah prasangkanya terhadapku.

Salah satu hal bodoh yang pasti kalian pikirkan ketika mendengar ceritaku ini adalah mengapa seorang perfect seperti dia bisa dibenci karena prasangkanya? Ya, benar. Prasangka bukanlah sebuah hal yang main-main. Misalkan saja kamu berbuat sebaik apapun, ketika prasangka orang terhadapmu buruk, apa yang kamu lakukan? Prove itUseless! Bahkan kamu memberinya uang berapapun tidak akan mengubah prasangkanya. Dia akan terus mencari salahmu dan terus bertahan dengan prasangka itu. Hal itulah yang membuatku tidak nyaman dan bahkan menjauh darinya. Jika kamu pikir menjauhku adalah tidak berada pada radius dekat, berarti prasangkamu adalah sebuah kekeliruan akut yang kamu pernah utarakan. Melihatnya, mencium parfumnya, menyentuh dia atau auranya, mendengar namanya atau suaranya, bahkan mengucap namanya yang sungguh mulia dan sakral saja membuat hatiku gusar. Ih kenapa sih orang kek dia hidup di muka bumi? Mungkin hatiku sering bergumam dengan perkataan ini. Namun, itu adalah fakta yang selama ini aku sembunyikan karena memang aku tidak ingin benci ini menjadi sebuah musuh. Sebenci-bencinya diriku terhadap orang lain, tetap saja aku ingin berteman dengannya.

Sayangnya benci ini kemudian menjadi semakin besar dan memuncak ketika mengetahui prasangkanya semakin memburuk. Bahkan beberapa keputusan tidak rasional pun aku ambil hanya untuk mengamankanku dari jerat "musuh". Akhirnya aku selalu tertawa lepas ketika aku berhasil mengalahkannya dan membuatnya sedih. Berapa kali dia sedih? Berkali-kali. Bahkan aku tidak pernah berhenti membuatnya sedih. Andai saja dia seorang wanita, mungkin saja aku tidak pantas menjadi seorang suami terhebat karena melukai wanita saja semudah itu. Benar, setiap tulisan yang aku torehkan kala itu hanyalah berisi kebencianku padanya dan mungkin saja tidak ada manusia yang mampu mengobati ini. Bahkan kami betah untuk tidak pernah bertemu selama beberapa siang. Andai saja kami berdua memiliki identitas yang sama, pertemuan adalah hal yang sangat mudah. Beberapa siang tidak pernah bertemu, apakah kami seidentitas? Kurasa tidak!

Akhirnya benar bahwa Allah mudah sekali membalikkan hati manusia. Kun fayakun, sekejap dalam sehari saja perasaan sukaku saat itu hilang dan berganti dengan orang lain. Orang lain tersebut adalah dia, orang yang paling aku benci. Mustahil? Ya. Kebencian yang memuncak dan sampai kata tidak akan memaafkan sedikitpun kesalahannya sudah merupakan benci paling akut. Namun, Allah mudah sekali menghapus rasa itu. Hari itu juga aku langsung mencintai dia dan menuliskan namanya di buku jurnal ini. Seberapa cinta? Bahkan cintaku selama ini kepada manusia selain keluargaku kalah dengan cintaku padanya. Hal yang paling tidak mungkin adalah aku sudah menganggap dia sebagai salah satu anggota keluargaku. Di saat itu juga semua prasangkaku dan amarahku berubah menjadi lunak dan memahami keadaannya. Perlahan aku mulai mendekatinya, namun tetap menjaga jarak dengannya. Sesekali aku tidak ingin melihat wajahnya, namun tetap saja hati ini ingin melihat senyumnya dan parasnya. Apakah dia seseorang yang termanis sehingga otak ini mampu merekam segala lekuk senyum dan cerah mukanya? Mungkin. Setiap kali hati ini bergumam, teringat sebuah niat untuk segera mengakhiri penderitaan ini. Bahkan dia selalu bercerita tentang baiknya dia dan pintarnya dia.

Salah satu perkataan seseorang yang selalu dikutip oleh salah satu orang yang kucintai adalah quote di atas. Ternyata Allah mampu memberikan sesuatu yang tidak aku yakini akan mendapatkannya. Dia, orang yang jelas-jelas aku benci, ternyata menjadi orang yang dapat mengubah hampir segala bagian perilaku dan kelakuanku. Dulu aku seseorang yang suka bercanda dan suka nyeleneh ketika berkomunikasi, sekarang menjadi seseorang yang serius dan jelas. Sekarang hidup dan sifatku mulai berubah. Semakin hari terlewati, semakin diriku mendekat kepada Allah. Aku yakin, Allah yang menguasai hati manusia. Aku yakin dan pasti Allah yang mampu menguasai dan membalikkan perasaan manusia.

Pada akhir kalam, aku tidak merasa memilikinya lagi. Benci tidak, suka pun tidak. Allah mengambil semua rasaku kepadanya karena aku yakin rasa ini tidak akan pernah hilang. Quote di atas adalah koentji. Aku menulis sebuah pesan kepada alam, terutama padanya. Aku takut jika dia mulai membenci diriku dengan keputusannya. Berhentilah untuk mencintai atau membenci lebih dari batasmu! Berurusan dengan Allah bukan perkara main-main. Ketika Allah membalikkan hatimu, sudahlah usai segala rencanamu serta harapanmu dan mulailah penyesalan datang menghampirimu. Janganlah terlalu membenci atau mencintai! Allah mudah memainkan hati manusia. Ketika kamu jatuh terlalu dalam, cobalah untuk segera ke permukaan dan kembalilah mengingat asma-Nya.

Allah Maha Mengetahui dan Allah Maha Menguasai, terlebih hati manusia.

#UnifyingUniverse
#SupportInitiator

=====
Jangan lupa add akunku yang lainnya ya =)
FB: facebook.com/ridhospasop
Fanpage: facebook.com/ridhopasopati
Twitter: twitter.com/ridhos_pasop
Ask.fm: ask.fm/ridhos_pasop
Instagram: instagram.com/ridhos_pasop
Line: @ridhos_pasop
OA: @yjs6997c
Blog: ridhospasop.blogspot.com
Project: rhotchiproduction.blogspot.com

Rabu, 12 Desember 2018

I'm Quitting ...

Awal aku menggunakan media sosial ketika aku berumur 13 tahun. Saat itu, aku mulai membuka Facebook (saat itu merupakan syarat minimum pembuatan akun Facebook). Tujuannya adalah untuk berhubungan secara mudah dengan teman-temanku yang sudah mulai berjauhan (zaman itu masih ngumpulin nomor HP temen). Salah satu alasan lain adalah saat itu aku masih belum memiliki HP pribadi (jadi dipinjamin ortuku dan setiap beberapa hari sekali dicek) dan HP tersebut terkesan jadul banget (kontak terbatas). Zaman itu belum kenal WA, Line, instagram, bahkan semua platform media sosial di HP kamu sekarang. Sejak sebagian menjamah Twitter, ya seperti tujuanku (saat itu) yaitu bikin akun Twitter. Beberapa ada yang mengenalkan media sosial lainnya dan akhirnya aku juga bikin akun tersebut. Sampai sekarang, akun media sosialku banyak banget sampai semuanya harus terkoneksi agar dapat mengirimkan keadaan sekali pencet.
But that's not big problem.
Benar ada kalanya umur 13 tahun atau beberapa tahun sesudahnya masih belum siap berinteraksi dengan orang lain, terlebih lagi strangers. Bahkan bapak saya melarang saya untuk ikutan ngobrol dengan bapak-bapak meskipun saat itu sedang bercanda. Bukan karena candaannya, tetapi sosialnya. Jujur aja, aku punya relasi beberapa orang di umur bervariasi, kalangan bervariasi, pendidikan bervariasi, bahkan sampai hobi yang bervariasi, dan semuanya itu punya ciri khas ngobrolnya masing-masing. Aku juga pernah hampir diajak berantem dengan salah satu teman dari teman saya (bro, semoga sehat selalu). Dia seumuran denganku, artinya khas bercandanya juga sama. What's the problem? Etika. Dia dihitung sebagai stranger, artinya kita nggak tahu siapa dia. Mau dia temen kita atau temennya temen kita, ya tetap sopan dan menjaga etika. Tidak dibahas lanjut karena aib. Di saat itulah banyak masalah muncul karena aku (ya dulu sempet disebut troublemaker), layaknya mengejar seseorang sampai ayahnya nyamperin ke sekolah, ribut dengan anak sekolah lain, sampai ribut dengan teman satu sekolah. Itu zaman pertama kali memiliki akun media sosial.
Sekarang sudah hampir 10 tahun berlalu, harusnya secara kedewasaan juga sudah berkembang. Namun selama 10 tahun itulah, aku merasakan apa yang pernah aku lakukan saat aku memiliki media sosial pertama. So I'm like the victim of my behaviours ten years ago. Aku bersyukur masih memiliki keluarga yang tentram dan teman-teman baik seperti teman SMA yang suka bahas gosip baru di grup (ketawanya di dalem hati), teman-teman sobat Kulit Kerang Ajaib yang selalu menghibur dengan cerita-cerita dan humor light (karena dark sudah terlalu maynstrym), teman-teman Widyakelana ITB dengan humor jodoh dan sosial lainnya yang khas tiada duanya, teman-teman MILIS dengan segala bercanda recehnya, teman-teman Aksara yang suka nulis di dalam hati terus tau-taunya easy going, teman-teman GAMAIS ITB dengan segala humor ala Islam, dan beberapa individu dan grup lain yang tidak bisa aku sebutkan karena momen-momen indah yang terkenang. Ketika tidak ada hiburan di kala galau menerjang, mereka selalu memberikan hiburan yang menaryck dan unyck sehingga aku merasa nyaman bersama mereka. Bahkan ada beberapa orang yang aku hargai karena telah mengobati represiku sebulan yang lalu (salah satu orangnya telah aku kreditkan sebagai my pen's name). Ya, bahagia ternyata sesederhana itu, yaitu bertemu dengan teman-teman dan sahabat-sahabat, atau orang yang dikenal akrab dan memberikan momen indah.
What's the problem?
Andaikata terorisme adalah segala bentuk teror yang meresahkan masyarakat atau diri sendiri, aku mau block semua akun yang membuatku resah. Mungkin itu salah satunya alasan mengapa aku tidak membaca komentar sebuah pos. Namun, sekarang hal tersebut merambah ke sebuah pos. Tidak heran, salah satu relasiku di media sosial menyebarkannya. Ya I know you do it because of proofing. But, see the content please! Sebagai data analis amatir, tidak heran saja jika beberapa (bukan semua) orang rentang kelahiran 80-90-an mengeluh tentang trending saat ini. Ya baguslah ketika kalian tidak menggubris hal tersebut (apalagi yang memanfaatkan trending buat nyari duit), tetapi lihatlah orang-orang di sekitarmu. Ada kabar penculikan di sekolah saja yang was-was sampai satu RW, meskipun hoax. Gimana dengan berita yang sudah tau hoax atau tidak layak, disebarkan secara masif hanya untuk memancing orang lain berkomentar. Apa nggak trending? Bahkan bercanda saja sudah ada adabnya (lo kate semua orang temen lo yang berhak lo candain seenaknya?). Miris dan ironi. Mirisnya adalah memberi tahu orang yang merasa dirinya paling benar sendiri (gue lihat dari komentar temen gue yang sengaja ada di pos teratas beranda linimasa). Gue yang ngelawan gitu aja di depan orang tuaku udah kebenam di sumur, pak. Beberapa youtuber lama Indonesia menyimpulkan, yang komen mah anak-anak. Ya aku hanya bisa menyimpulkan secara umum dengan resampling (padahal nggak ada cara dan syaratnya) siapapun yang komentar seperti itu, berarti dia masih "anak-anak". Maksudnya adalah masih belum tahu adab, etika, atau aturan yang berlaku di sana.
So, here... I'm quitting surfing on social media.
Salah satu kata-kataku yang terkenal sampai sekarang, "Yang penting aja nggak dibales. Sekalinya nggak penting dibales." Ya aku hanya bisa bilang, pos mendidik dan menghibur di sini (Indonesia ya) masih jauh miskin dibandingkan pos sampah. Itu bukan kesimpulan akhir. Itu hipotesa awal selama aku bercumbu dengan media sosial. Benar banget dulu nggak ada pos sampah dan selalu mendidik. Sekarang sampah everywhere udah kek dunia nyata. Udah jarang ngeliat tontonan yang minim banget kata-kata sampah atau hiburan yang minim menyinggung orang lain. Aku tidak melarang kalian mengikuti gosip, but dari gosip itu kalian dapet apa? Aku tidak melarang kalian trashtalk atau talkshit sebebas apapun, but dari hal tersebut kamu dapet apa? Kalau hanya sekadar tau suatu hal, mending nggak usahlah ngikutin. Misalnya Ridho punya cewek baru. Kalau kamu belajar dari cara Ridho mendapatkan cewek, itu lebih baik. Kalo cuman semisal dapet informasi si cewek namanya ini, ngapain ngikutin. Tidak semua yang mengibur itu bagus, like tiktok yang dulu beredar di dunia maya. I don't care what you share about, but I care about the mental of people. Kalau yang kamu share mengandung unsur politik negatif seperti mengagungkan salah satu calon, udahlah stop it! Cukup Tuhan yang diagungkan dan diesakan, bukan manusia.
Ya aku tau ada pos menaryck dimana orang-orang luar memuji Indonesia. But itu cuman jadi daya tarik mereka untuk pergi ke Indonesia. Kalo tau bau sampahnya? Review ancur, pak. Banyak pos yang bermanfaat (smapai aku share). But, berapa pos sampah yang muncul di beranda?
Last, aku cuman mau ngasih sebuah quote agung dari Allah SWT
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْ ۗ وَاِذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 11)
If you have the same keresahan as me, ayo sama-sama kita benahkan. Jika kita nggak mampu menghapus yang buruk, setidaknya kita mampu menciptakan yang baik dan terus berusaha mengurangi yang buruk. I don't care kamu selalu salah seperti apa. But I care ketika akang Kratos God of War PS4 ngomong ke anaknya, "don't be sorry, be better." Yes, I'm quitting surfing on social media. And now if you wanna talk to me, you can chat me on social media or text me at 085105004567. Just make sure you do the default rules of chatting before texting me.
Stay healthy and caring about the mental of people!
#UnifyingUniverse
#SupportInitiator

=====
Jangan lupa add akunku yang lainnya ya =)
FB: facebook.com/ridhospasop
Fanpage: facebook.com/ridhopasopati
Twitter: twitter.com/ridhos_pasop
Ask.fm: ask.fm/ridhos_pasop
Instagram: instagram.com/ridhos_pasop
Line: @ridhos_pasop
OA: @yjs6997c
Blog: ridhospasop.blogspot.com
Project: rhotchiproduction.blogspot.com

Minggu, 09 Desember 2018

Siapakah Aku?

Mungkin aku hanyalah sebatang kecil padi yang terus menunggu dituai oleh petani. Atau mungkin aku hanyalah sebatang kecil tebu yang terus menunggu dipotong dengan arit. Atau mungkin aku hanyalah sebatang pohon yang menunggu waktunya ditebang.
Perumpamaan itulah yang terjadi pada manusia, ketika nanti waktunya mereka bersiap untuk kembali ke Penciptanya. Semua hal yang kita bawa hanyalah hasil dari kita melaksanakan dan menerapkan segala hal yang Allah berikan kepada kita. Apakah hasilnya baik atau buruk, hanya Allah yang tahu.
Lantas mengapa kita selalu resah? Apakah kita terlalu membawa beban buruk?
#UnifyingUniverse
#SupportInitiator

Jangan lupa add akunku yang lainnya ya =)
FB: facebook.com/ridhospasop
Fanpage: facebook.com/ridhopasopati
Twitter: twitter.com/ridhos_pasop
Ask.fm: ask.fm/ridhos_pasop
Instagram: instagram.com/ridhos_pasop
Line: @ridhos_pasop
OA: @yjs6997c
Blog: ridhospasop.blogspot.com
Project: rhotchiproduction.blogspot.com

Senin, 03 Desember 2018

Apakah Harga Kebutuhan Bisa Murah?

Kesel nggak sih kalo harga BBM di atas Rp10.000? Kesel nggak sih kalo harga makan di atas Rp10.000? Kesel nggak sih kalo harga barang-barang mahal? Meskipun demikian, gajimu pasti naik (bagi temen-temen yang sudah bekerja menjadi pegawai tetap). Namun, aku mau nulis tentang beberapa hal yang aku khawatirkan.

"Apakah harga kebutuhan di Indonesia bisa murah?"

Islam sudah menawarkan sebuah solusi paling ampuh untuk kita semua. Solusi tersebut sudah bersifat universal dan dapat diterapkan di manapun lapangan yang kamu mau pakai.

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ
وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ - 13:11

SAHIH INTERNATIONAL

For each one are successive [angels] before and behind him who protect him by the decree of Allah . Indeed, Allah will not change the condition of a people until they change what is in themselves. And when Allah intends for a people ill, there is no repelling it. And there is not for them besides Him any patron.

INDONESIAN

Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.


Sudah ya, saya mau main dota dulu...

Oke aku jelasin. Janji Allah untuk hamba-Nya sudah jelas. Allah akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Mau harga murah? YA BEKERJA! Tidak harus bekerja di perusahaan ternama atau bekerja di luar negeri. Cobalah untuk berusaha dan berkarya sebaik mungkin. Misalkan membuat clothing online shop. Kemudian cari relasi dan nambah temen di online, atau buka akun di beberapa online shop. Kok bisa?

Misalkan seseorang punya modal untuk membuat sebuah bisnis. Asumsikan bisnisnya berjalan lancar, maka dari bisnis tersebut menghasilkan sebuah uang (balik modal dan untung). Putar lagi uang tersebut atau kembangkan bisnis tadi, menghasilkan uang lagi dan untung. Jika terus dilakukan maka semakin lama dia memiliki uang simpanan yang banyak. Kalo masih nggak percaya, coba kamu lihat gameplay Harvest Moon atau gameplay RPG lainnya.

Secara makro jika seorang saja menghasilkan suatu produk, maka beberapa orang bisa menghasilkan beberapa produk. Secara ekonomi, jika supply banyak dan demand sedikit, maka harga barang akan dimurahkan (entah bentuk diskon atau dipatok harga rendah). Loh kenapa nggak dinaikkan? Karena makin tinggi harganya juga makin sedikit demand-nya.

Bagaimana jika pemerintahannya korupsi? Karena kita sendiri mencari cara instan untuk mendapatkan sesuatu.

Aku kasih insight ya agar kamu bisa menghasilkan uang. Cobalah menggunakan hobimu untuk menghasilkan sesuatu.

Contoh kamu suka nonton film anime. Coba bikin resume atau review-nya di media sosial atau video. Atau bikin karakter atau anime dan masukkan di beberapa komik buatan sendiri. Jual aja tuh komiknya.

Aku tekankan, nggak masalah kalo kita males. TAPI INGET BAHWA UANG YANG BERDIAM DIRI JUGA TIDAK MENGHASILKAN SESUATU.

(Next... Ingin pemerintah anti korupsi?)

Bingung?