Cari Blog Ini

Sabtu, 15 Desember 2018

Love-Hate Relationship

Jika Allah dapat mengambil sesuatu yang kamu yakini tidak akan pernah hilang, maka Allah juga dapat memberikanmu sesuatu yang kamu yakini tidak pernah dapat. - Kamu

Allah selalu memberikan sebuah peringatan kepada hamba-Nya dengan cara yang unik. Mungkin saja kita meleleh ketika mendengar seseorang membaca Al-Quran. Mungkin saja kita meleleh ketika seseorang berbuat baik kepada kita. Bahkan mungkin saja seperti aku, dibalikkan hatinya pada seseorang yang dulu aku sangat benci.

Cerita ini memang berdasarkan fakta dan diambil dengan sudut pandang penulis (atau saya sendiri) dan tidak akan dijelaskan secara detil dari nama orang yang terlibat sampai kegiatan detil yang kami lakukan. Misalkan orang yang bersangkutan merasa tersinggung, saya mohon maaf.

Dulu aku membenci seseorang. Apakah dia seorang muslim? Ya. Apakah seorang muslim yang taat? Mungkin, meskipun aku pernah melihat beberapa kali dia pernah keluar ketika adzan terdengar. Apakah dia seorang yang pandai? Ya. Apakah dia seorang yang rupawan? Sedikit. Namun, beberapa orang berkata bahwa dia memang rupawan. Apakah dia seorang yang baik? Benar. Bahkan teman dekatnya dan beberapa orang yang selalu bekerja sama dengannya mengatakan demikian. Oke apakah aku membencinya karena kesempurnaannya? Bukan! Justru aku senang dengan semua kesempurnaannya. Orang dengan kekurangan sebesar alam semesta saja masih aku terima, apalagi dengan orang yang sesempurna ini.

Namun, ada satu hal yang paling aku benci darinya. Hal tersebut adalah prasangkanya terhadapku.

Salah satu hal bodoh yang pasti kalian pikirkan ketika mendengar ceritaku ini adalah mengapa seorang perfect seperti dia bisa dibenci karena prasangkanya? Ya, benar. Prasangka bukanlah sebuah hal yang main-main. Misalkan saja kamu berbuat sebaik apapun, ketika prasangka orang terhadapmu buruk, apa yang kamu lakukan? Prove itUseless! Bahkan kamu memberinya uang berapapun tidak akan mengubah prasangkanya. Dia akan terus mencari salahmu dan terus bertahan dengan prasangka itu. Hal itulah yang membuatku tidak nyaman dan bahkan menjauh darinya. Jika kamu pikir menjauhku adalah tidak berada pada radius dekat, berarti prasangkamu adalah sebuah kekeliruan akut yang kamu pernah utarakan. Melihatnya, mencium parfumnya, menyentuh dia atau auranya, mendengar namanya atau suaranya, bahkan mengucap namanya yang sungguh mulia dan sakral saja membuat hatiku gusar. Ih kenapa sih orang kek dia hidup di muka bumi? Mungkin hatiku sering bergumam dengan perkataan ini. Namun, itu adalah fakta yang selama ini aku sembunyikan karena memang aku tidak ingin benci ini menjadi sebuah musuh. Sebenci-bencinya diriku terhadap orang lain, tetap saja aku ingin berteman dengannya.

Sayangnya benci ini kemudian menjadi semakin besar dan memuncak ketika mengetahui prasangkanya semakin memburuk. Bahkan beberapa keputusan tidak rasional pun aku ambil hanya untuk mengamankanku dari jerat "musuh". Akhirnya aku selalu tertawa lepas ketika aku berhasil mengalahkannya dan membuatnya sedih. Berapa kali dia sedih? Berkali-kali. Bahkan aku tidak pernah berhenti membuatnya sedih. Andai saja dia seorang wanita, mungkin saja aku tidak pantas menjadi seorang suami terhebat karena melukai wanita saja semudah itu. Benar, setiap tulisan yang aku torehkan kala itu hanyalah berisi kebencianku padanya dan mungkin saja tidak ada manusia yang mampu mengobati ini. Bahkan kami betah untuk tidak pernah bertemu selama beberapa siang. Andai saja kami berdua memiliki identitas yang sama, pertemuan adalah hal yang sangat mudah. Beberapa siang tidak pernah bertemu, apakah kami seidentitas? Kurasa tidak!

Akhirnya benar bahwa Allah mudah sekali membalikkan hati manusia. Kun fayakun, sekejap dalam sehari saja perasaan sukaku saat itu hilang dan berganti dengan orang lain. Orang lain tersebut adalah dia, orang yang paling aku benci. Mustahil? Ya. Kebencian yang memuncak dan sampai kata tidak akan memaafkan sedikitpun kesalahannya sudah merupakan benci paling akut. Namun, Allah mudah sekali menghapus rasa itu. Hari itu juga aku langsung mencintai dia dan menuliskan namanya di buku jurnal ini. Seberapa cinta? Bahkan cintaku selama ini kepada manusia selain keluargaku kalah dengan cintaku padanya. Hal yang paling tidak mungkin adalah aku sudah menganggap dia sebagai salah satu anggota keluargaku. Di saat itu juga semua prasangkaku dan amarahku berubah menjadi lunak dan memahami keadaannya. Perlahan aku mulai mendekatinya, namun tetap menjaga jarak dengannya. Sesekali aku tidak ingin melihat wajahnya, namun tetap saja hati ini ingin melihat senyumnya dan parasnya. Apakah dia seseorang yang termanis sehingga otak ini mampu merekam segala lekuk senyum dan cerah mukanya? Mungkin. Setiap kali hati ini bergumam, teringat sebuah niat untuk segera mengakhiri penderitaan ini. Bahkan dia selalu bercerita tentang baiknya dia dan pintarnya dia.

Salah satu perkataan seseorang yang selalu dikutip oleh salah satu orang yang kucintai adalah quote di atas. Ternyata Allah mampu memberikan sesuatu yang tidak aku yakini akan mendapatkannya. Dia, orang yang jelas-jelas aku benci, ternyata menjadi orang yang dapat mengubah hampir segala bagian perilaku dan kelakuanku. Dulu aku seseorang yang suka bercanda dan suka nyeleneh ketika berkomunikasi, sekarang menjadi seseorang yang serius dan jelas. Sekarang hidup dan sifatku mulai berubah. Semakin hari terlewati, semakin diriku mendekat kepada Allah. Aku yakin, Allah yang menguasai hati manusia. Aku yakin dan pasti Allah yang mampu menguasai dan membalikkan perasaan manusia.

Pada akhir kalam, aku tidak merasa memilikinya lagi. Benci tidak, suka pun tidak. Allah mengambil semua rasaku kepadanya karena aku yakin rasa ini tidak akan pernah hilang. Quote di atas adalah koentji. Aku menulis sebuah pesan kepada alam, terutama padanya. Aku takut jika dia mulai membenci diriku dengan keputusannya. Berhentilah untuk mencintai atau membenci lebih dari batasmu! Berurusan dengan Allah bukan perkara main-main. Ketika Allah membalikkan hatimu, sudahlah usai segala rencanamu serta harapanmu dan mulailah penyesalan datang menghampirimu. Janganlah terlalu membenci atau mencintai! Allah mudah memainkan hati manusia. Ketika kamu jatuh terlalu dalam, cobalah untuk segera ke permukaan dan kembalilah mengingat asma-Nya.

Allah Maha Mengetahui dan Allah Maha Menguasai, terlebih hati manusia.

#UnifyingUniverse
#SupportInitiator

=====
Jangan lupa add akunku yang lainnya ya =)
FB: facebook.com/ridhospasop
Fanpage: facebook.com/ridhopasopati
Twitter: twitter.com/ridhos_pasop
Ask.fm: ask.fm/ridhos_pasop
Instagram: instagram.com/ridhos_pasop
Line: @ridhos_pasop
OA: @yjs6997c
Blog: ridhospasop.blogspot.com
Project: rhotchiproduction.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bingung?