Cari Blog Ini

Selasa, 27 Juli 2021

Babi Ngepet? - Kesalahan Memaknai "Gaib" dalam Quran

 Sebelum nulis ini sebenernya agak bingung juga sih dengan kisah ini. Bayangin aja seorang ustadz yang notabene seseorang yang mampu membuat orang percaya hal-hal "gaib" membuat sebuah kegaduhan di masyarakat dengan mendatangkan isu babi ngepet. Babi ngepet adalah sebuah tradisi pesugihan dengan menggunakan media babi dan ditugaskan untuk mencuri harta orang-orang yang dia incar. Sebelum kita bahas lebih lanjut, mungkin ada yang bertanya-tanya bahkan menyangkal pernyataanku tentang hal-hal "gaib". Kita luruskan bersama saja bahwa Allah, malaikat, setan, iblis, dan arwah orang-orang yang sudah meninggal tidak dapat kita lihat secara kasat mata. Belum lagi kita bicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan dimensi waktu dan tempat yang mungkin saja kita tidak kenal sebelumnya. Definisi gaib itu sendiri berarti tak kasat mata. Mungkin hari ini kita belum bisa melihat Allah, malaikat, setan, iblis, dan arwah orang-orang yang sudah meninggal. Suatu saat nanti kita akan diperlihatkan hal-hal yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." - Q.S. Al-Baqarah, 2:2-5

Pertanyaan yang aku ingin tanyakan di tulisan ini adalah mengapa seorang ustadz harus mengambil isu babi ngepet agar dia mau dilirik orang? Pertanyaan ini muncul dari caraku mengikuti isu babi ngepet yang dilakukan oleh beliau. Diberitakan bahwa seorang ustadz mengaku mendengar tetangganya kehilangan uang setiap hari. Kemudian beliau mengabarkan bahwa ada babi ngepet di daerah tersebut. Di hari penangkapan babi ngepet tersebut, pengakuannya adalah menangkap babi tersebut dengan telanjang dan mengaku bahwa babi tersebut mengecil setiap waktu. Akhirnya diberitakan bahwa babi ngepet tersebut disembelih pada sore harinya dan akhirnya polisi menyelidiki kasus ini. Temanku, salah seorang pegawai di LIPI, mengatakan bahwa jika sampai seorang peneliti mengidentifikasi babi tersebut maka inilah kualitas pendidikan orang Indonesia saat ini. Di saat di luar negeri sedang meneliti bagaimana cara cloning atau menghidupkan manusia kembali, ilmuwan negara Indonesia masih mengidentifikasi babi ngepet: apakah benar itu babi ngepet atau jenis babi lainnya yang sudah ditemukan. Akhir cerita ini ditutup dengan penangkapan ustadz oleh polisi dan pengakuan sang ustadz bahwa ia ingin dilirik oleh banyak orang.

Aku cantumkan salah empat ayat Al-Quran, yaitu surah Al-Baqarah (2:2-5) yaitu mengenai kewajiban kita (sebagai orang yang bertakwa) untuk memercayai hal gaib. Jika kamu tidak bertakwa, kamu bisa lanjutkan tulisan ini ke bagian akhir. Jika kamu memercayai Al-Quran, kamu akan dihadapkan dengan ribuan bahkan jutaan hal-hal gaib. Aku ambil contoh ayat favoritku, surah Al-Hujurat (49:13). Allah memanggil semua orang yang beriman untuk mengenali orang-orang yang berbeda dengannya, dan Allah mengesahkan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang-orang yang bertakwa, ditutup dengan fakta bahwa Allah Maha Mengetahui dan Mahateliti. Bagaimana kita tahu orang yang bertakwa jika kita tidak diberi tanda ketakwaan oleh Allah? Inilah yang disebut hal gaib. Kita bisa menafsirkan tanda ketakwaan tersebut (melalui tafsiran ayat-ayat yang lainnya), tetapi tetap hanya Allah yang mengetahui itu semua. Jadi kalo kita bahas tentang pesugihan gini memang kita wajib memercayai keberadaannya karena sudah masuk ke ranah gaib.

Cuman pertanyaannya, mengapa seorang ustadz harus mengambil isu babi ngepet agar dia mau dilirik orang?

Materi gaib itu kan banyak. Syirik masih banyak tuh yang perlu dibahas. Tauhid aja ada pengkategoriannya. Belum lagi kita ngomong tentang aplikasi dan hal-hal yang membatalkan atau memperkuat iman dan ketakwaan. Meskipun menurut penuturan beberapa orang, daerah tersebut memang masih percaya tentang hal-hal klenik seperti babi ngepet atau pesugihan lainnya. Hla mbok materinya tentang hal klenik agar masyarakat menjauhi hal-hal berbau pesugihan. Semua ulama sepakat kalo menyembah hal selain Allah itu dijatuhi hukuman syirik. Ini kan bisa jadi materi. Materi lainnya kan bisa seperti bagaimana cara menjadi kaya ala Islam, materi ibadah, akhlaq, dan lainnya. Semakin materinya diterima masyarakat situ, semakin dirinya dikenal orang. Apalagi kalo bisa mengalahkan kehebatan pesugihan.

Menurutku, mengambil kasus babi ngepet beserta asumsi dari kebanyakan orang tidaklah salah. Namun, lihatlah dampak dari pengambilan isu babi ngepet. Salah satu warganya sampai berani menuduh orang sebagai dalangnya. Jika sudah seperti ini, berarti materi yang dibawakan atau cara yang dibawakan salah. Tidak hanya tentang babi ngepet. Misalkan saja seorang ustadz mengambil materi tentang sombong, lalu pendengarnya ada yang menuduh orang lain sebagai orang sombong: menurutku juga termasuk kesalahan. Harusnya jika mereka paham tentang materinya (misalnya babi ngepet), mereka akan menjauhi babi ngepet dan menjauhi kesyirikan: sama seperti materi sombong. Ini materi "gaib", hanya Allah yang tahu wujudnya. Sebisa mungkin manusia yang menerima materi ini wajib mengetahui dan mengimani keberadaannya. Jika sampai manusia (dengan semena-mena) mengatakan lebih jauh sampai mengetahui orang atau wujudnya dan bersaksi atasnya, bisa jadi makna "gaib" sudah hilang.

Masa ustadz mau berbohong? Jika tidak mau dikatakan bohong, maknailah gaib dengan sepenuh hati dan tidak ada hal terselubung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bingung?